KEBERKAHAN YANG MENJADI AZAB

Musim hujan kembali  datang menyapa jiwa-jiwa yang mulai rapuh. Mengucurkan beribu berkah dan rahmat Alloh sang pencipta alam raya. ” Innaa Anzalnaa minassamaa’i maa’an mubaarokan.” ( sesungguhnya aku telah menurunkan dari langit air yang penuh berkah ). Hujan adalah berkah, tanpa hujan bumi akan kering dan mati, itulah sunatulloh yang berlaku dijagat ini.

Akan tetapi sebab ulah jahil tangan manusialah hujan yang semestinya menjadi rahmat dan penuh berkah itu berubah menjadi bencana .” Dhoharol fasaadu fil barri walbahri bima kasabat aidinnaas.” ( Telah tampak kerusakan didarat dan laut, sebab ulah tangan manusia ). Manusia dengan segala sifat serakahnya berusaha mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan generasi setelahnya. Hutan dibabat , gunung di keruk, pohon ditebang hanya demi sebuah kemewahan indrawi sesaat.

Manusia akan terus lalai dan terlelap dalam nikmat dosanya jika tidak diberikan teguran, maka Alloh kirimkan banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya adalah dalam rangka menegur manusia agar ia sembuh dari kebinalan ambisinya.” li yudhiqoohum ba’dholladzina ‘amiluu la’allahum yarji’uun. ” ( supaya aku incipkan kepada mereka sebagian dari  perbuatan mereka, supaya mereka kembali ).

Berbagai macam teori dan kebijakan pemerintah telah diterapkan untuk mengatasi banjir, namun selama ini hasilnya masih nihil. Sebab masyarakat sebagai pelaku kebijakan itu sendiri tidak mempunyai komitmen untuk memperbaiki buminya.